MENGHIDUPKAN KEMBALI SENI LENONG MELALUI PAGELARAN KOLOSAL LENONG DENES “PUTRI KEMBANG RONCE”
Dalam rangka memperingati HUT BAMUS
Betawi ke-35 dan HUT Kota Jakarta ke-490 tahun, 12PSB turut serta mensponsori
sebuah pertunjukan Lenong Denes "Putri Kembang Ronce”, yang disutradarai
oleh Bang Tutur Denes. Pergelaran persembahan dari BAMUS Betawi tersebut bertempat
di Graha Budaya Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada hari Rabu, 25 Oktober 2017
yang lalu.
Standing Ovation para pemain Lenong Denes "Putri Kembang Ronce" |
Adapun pemeran utama Lenong Denes "Putri Kembang Ronce” adalah model Ibukota, Sarah. Selain itu juga terdapat banyak seniman dan artis Betawi lainnya seperti, Bang Iwan, Haji Sodik, Deliana Siahaan (Mak Suha), Emak Kartini, Russel Lee (Bang Kasman), Selamet Mulyono, Abang Nacink, Herry Bodong, Yudi Condet, Cepy Raden, L. Ruslie Khian Ziee, Brendyna Rumwaropen, Mardiaz Buluk, Tetet Srie Wd., Ustadz Firdaus, Mikyal, Siti Aan, Niken Puspita Rini, Zubair Pamungkas, Djayadi, Hendi Somplak, Anisa Dewi Lestari, Drs. Fajar Chairul Anam, Sarah, Kang Aji, Tukiyan Yan Wempi, Ady Phoenix, Sherly Fatmarita beserta team. Pagelaran ini juga menampilkan perguruan silat Naga Pamungkas dan peragaan busana dari team fashion Mpok Halimah Munawir Anwar, dan lain lain. Sebelum menonton pertunjukan, pengunjung dapat melihat-lihat stand bazar penjualan berbagai souvenir, jajanan, dan aneka produk UKM khas Betawi.
Wagub DKI Jakarta, Sandiaga Uno memberi sambutan dalam pementasan Lenong Denes |
Tarian Betawi Kreasi Baru “Selamat Datang” turut memeriahkan pagelaran Lenong Ronce ini. Adapun, lenong kolosal ini dibuka oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno. Dalam sambutannya, Sandiaga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Ketua Umum BAMUS Betawi, H. Zainuddin yang secara konsisten bersama dengan Pemprov. DKI Jakarta, terus berupaya menjaga dan melestarikan Budaya Betawi. Sandiaga juga menyebutkan bahwa dirinya hidup dalam lingkaran budaya Betawi karena istrinya, Nur Asia adalah putri asli Betawi.
Turut hadir pula, Walikota Jakarta
Pusat, Walikota Jakarta Utara, Jaya Suprana dari Museum Rekor MURI beserta beberapa
tokoh nasional, dan artis-artis ibukota. Dalam sambutannya, Ketua Umum BAMUS
Betawi, H. Zainuddin menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh jajaran
Pemprov. DKI Jakarta yang dengan tulus dan serius melestarikan seni dan budaya
Betawi. Menurutnya, “Perda dan Pergub pelestarian Budaya Betawi yang berlaku tujuh
bulan lalu, telah membuat orang Betawi merasa menjadi tuan di kampungnya
sendiri”. Pun, kehadiran Wagub DKI Jakarta beserta Walikota Jakarta
Pusat dan Walikota Jakarta Utara dalam pertunjukan lenong kolosal
tersebut, dirasa sebagai bentuk keseriusan dalam memajukan seni dan budaya
Betawi. Dalam kesempatan tersebut, Bang Zainudin juga mengucapkan terima kasih
kepada Pak Jaya Suprana dari Museum Rekor MURI atas perhatiannya pada
seni dan budaya Betawi.
Fashion show batik Betawi sebagai pembuka |
Ketua Panitia, M. Ichwan
Ridwan atau sapaan akrabnya Bang Boim, mengatakan bahwa, “Tanpa
dukungan jajaran Pemprov. DKI Jakarta, kemajuan pelestarian dan pengembangan
Budaya Betawi akan terhambat. Pagelaran lenong ‘Putri Kembang Ronce’ adalah bukti
kerjasama jajaran Pemprov. DKI dengan Bamus Betawi telah berjalan baik dan
harmonis. semoga kedepannya, kerjasama ini bisa lebih ditingkatkan agar
pelestarian dan pengembangan Budaya Betawi bisa lebih optimal.”
Pagelaran dibuka dengan fashion show
yang menampilkan seni batik pesisir Betawi dari Danar Hadi, bersama balutan aneka
warna kebaya Betawi dari Roemah Kebaya Eva Namira, yang dibawakan oleh puluhan
peragawati Binaan BAMUS Betawi.
Ketua 12PSB, Dra. Maya Maysuroh (kebaya hijau) bersama para penari |
Dra. Maya Maysuroh dari Ikatan Perempuan Pecinta Seni dan Budaya
Betawi atau yang biasa disebut 12PSB, mengenang kembali perkenalannya dengan
Sanggar Kembang Batavia, Lenong Dennes. Sekitar empat tahun yang lalu, Bu Maya terkesima
membaca aneka postingan Kembang Batavia di media sosial Facebook tentang seni budaya Betawi daerah pesisir yang mulai
dilupakan. Bila kita lihat kembali, kini pada setiap perayaan, jarang orang
menanggap pertunjukan lenong. Hal ini dikarenakan lebih efisien menanggap organ
tunggal, layar tancap atau hiburan lain yang menampilkan lebih sedikit personil.
Sehingga seni lenong secara perlahan hampir tak terdengar.
Begitulah, gambaran keluhan yang
disampaikan Bang Tutur Dennes, pemilik sanggar Kembang Batavia, sekaligus
sutradara yang tekun dan idealis dalam melestarikan seni dan budaya Betawi.
Terbetik dalam hati Bu Maya keinginan untuk dapat menampilkan Lenong Dennes
secara kolosal dengan melibatkan semua unsur seni Budaya Betawi, termasuk
peragaan kain busana khas Betawi pakem maupun moderen. Bertemu Bang Oding
(sapaan akrab Ketua BAMUS Betawi, H. Zaenudin) selaku sahabat lama, Mpok
Munawir Anwar dari Yayasan Aksi, Daeng Mansyur dari Kebun Merah Putih, juga sahabat-sahabat
I2PSB lainnya, maka terwujudlah keinginan tersebut dalam Pagelaran Lenong
Kolosal “Putri Kembang Ronce" yang disutradarai Bang Tutur Dennes.
Sang
sutradara pagelaran kolosal Lenong Denes “Putri Kembang Ronce”, Bang Tutur
Denes tidak luput berkomentar dengan mengatakan bahwa dia melihat sosok Mpok
Maya Maysuroh sebagai seorang srikandi tulen dari Betawi. Menurutnya, Mpok Maya
adalah motor utama terwujudnya pertunjukan kolosal Putri Kembang Ronce bersama organisasi
12PSB yang dipimpinnya. Selanjutnya, Bang Tutur Denes mengacungkan jempol bagi
dedikasi Mpok Maya dan 12PSB dalam perkembangan seni budaya betawi . “Betawi,
perlu Mpok Maya… Mpok Maya lainnya!” demikian kata Bang Tutur Denes.
Beberapa nama lain yang turut
mendukung terselenggaranya pagelaran ini antara lain Mpok Yusmiatti dengan
busana pengantinnya, Mpok Nova dengan tata riasnya, Bang Hadi Prayetno dengan
tata rias karakternya, Poppy Darsono dengan kosmetiknya dan Media Partner Bens
Radio serta Radio Muara. Semoga pagelaran kolosal Lenong Denes “Putri Kembang
Ronce” dapat menghidupkan kembali Seni Budaya Betawi yang hampir terpinggirkan,
dan dapat tampil kembali secara indah prima, bermartabat dan bergengsi...
Comments
Post a Comment